NASKAH DRAMA

ISTRIKU OH ISTRIKU

PELAKU

Pak Poci (suami)         : Baik, dermawan, sabar, pemaaf, penyayang, penurut (umur 29 tahun)

Bu Poci (istri)              : Bodoh, gendut, kikir, keras kepala, suka bohong,pemalas, congkak, dan selalu tampak tidak sabaran(umur 27 tahun)

Pak Pandir (tetangga) : Bertanggung jawab, bijaksana(umur 28 tahun)

Bu Pandir (tetangga)   : Suka berpikir positif, baik (umur 25 tahun)

BABAK 1

ADEGAN 1

PANGGUNG MENGGAMBARKAN SEBUAH RUMAH SANGAT SEDERHANA, TERBUAT DARI ANYAMAN BAMBU (GEDEK). TERDAPAT KAMAR TIDUR DAN DAPUR YANG SALING BERSEBELAHAN DAN HANYA DISEKAT OLEH ANYAMAN BAMBU KECIL.

BU POCI DAN PAK POCI SEDANG BERSANTAI DI ATAS AMBEN.

1.      PAK POCI    : Bu kalau kita punya anak, Ibu maunya punya anak berapa?

2.      BU POCI       : Ibu pengennya punya anak 30 saja Pak.

3.      PAK POCI    : (MINUM SAMPAI TERSEDAK KARENA KAGET DENGAN

JAWABAN ISTRINYA) Ha? Apa tidak salah Bu, kamu pengen    punya anak 30?.

4.      BU POCI       : Loh, memangnya kenapa Pak? Tikus aja yang kecil bisa beranak

sampai12, mengapa kita yang lebih besar tidak bisa.Kan enak Pak, kalau kita punya banyak anak. Nanti pada waktu kita sudah tua bisa hidup enak, tidak perlu susah payah.

5.      PAK POCI    : Tapi itu kan tikus Bu. Berbeda dengan kita. Apa tidak terlalu banyak

 Bu.

6.      BU POCI       : Oo.. terlalu banyak ya pak. Ya sudah kalau begitu 11 saja deh Pak

. Biar kita bisa nonton bola tiap hari.

7.      PAK POCI    : Terserah Ibu sajalah. Bapak mau tidur. (BERBARING TIDUR

 DAN TAK MENGHIRAUKAN ISTRINYA LAGI).

8.      BU POCI       : (MELIHAT SUAMINYA TIDUR, IKUTAN TIDUR).

LAMPU PADAM. TERDENGAR SUARA ORANG MENDENGKUR DENGAN KERASNYA.

ADEGAN 2

PAGI-PAGI, KIRA-KIRA JAM 05.30 WIB. DI KAMAR,PAK POCI SEDANG BERSIUL-SIUL SAMBIL BERSIAP UNTUK BERANGKAT KE SAWAH, SEDANG BU POCI MASIH BERBARING TIDUR DI ATAS AMBEN.

9.      PAK POCI    : Bu, Bapak berangkat dulu, makanan sudah Bapak siapkan di meja

(SAMBIL MEMBAWA CANGKUL BERJALAN KELUAR RUMAH).

10.  BU POCI       : (TETAP TIDUR TANPA MENGHIRAUKAN YANG DIKATAKAN SUAMINYA).

ADEGAN 3

MENJELANG SIANG, BU POCI TERBANGUN  KARENA MERASA PERUTNYA LAPAR. BU POCI LANGSUNG MENUJU MEJA YANG BERADA DI DAPUR DAN MELAHAP SEMUA MAKANAN YANG ADA.

SESAAT KEMUDIAN PAK POCI DATANG DENGAN MEMBAWA LELE.

11.  PAK POCI    : Bu ini Bapak dapat lele di sawah. Ibu masak ikan ini buat kita makan

 siang ya.

12.  BU POCI       : Iya pak. Bapak tenang saja Ibu akan memasak yang paling enak

 untuk Bapak nanti. (SAMBIL TERSENYUM).

13.  PAK POCI    : Iya Bu, kalau begitu Bapak berangkat lagi ke sawah. Bapak akan

pulang nanti ketika makan siang untuk menyantap makanan lezat yang ibubuat.(KEMBALI PERGI DENGAN WAJAH BERSERI-SERI).

ADEGAN 4

LAMPU MENYOROT DAPUR. TAMPAK BU POCI YANG SEDANG MONDAR-MANDIR KEBINGUNGAN.

14.  BU POCI       : Aduh bagaimana ini, kenapa tidak ada periuk yang panjangnya muat

untuk memasak lele ini. Weleh weleh.. (MENCARI-CARI DAN MENCOBA SEMUA PERIUK YANG ADA DI DAPUR)

(KELUAR RUMAH DENGAN KEBINGUNGAN DAN BERTEMU DENGAN BU PANDIR)

15.  BU POCI       : Bu Pandir..

16.  BU PANDIR : Ada apa Bu? Kenapa Ibu kelihatan bingung sekali.

17.  BU POCI       :Saya mau masak lele. Tapi aneh, semua peiuk yang saya punya tidak

ada yang panjangnya sama dengan ikan lele ini. Semua periuk yang ada di dapur saya berbentuk bulat. Sedangkan lele ini panjang sekali. Apa Ibu punya periuk yang panjangnya segini? (MENUNJUKKAN LELE YANG AKAN DIMASAK).

18.  BU PANDIR : Mana ada periuk yang sepanjang itu Bu, semua periuk itu bentuknya

 bulat. (HERAN MELIHAT TINGKAH BU POCI).

19.  BU POCI       : Masak sih, ada lele yang sepanjang ini tetapi gak ada periuk yang

 sama panjangnya.

20.  BU PANDIR : Ah Bu Poci ini ada-ada saja. Ya sudah bu saya mau pergi ke pasar

dulu. (SAMBIL BERLALU MENUJU KE PASAR YANG TAK JAUH DARI RUMAH BU POCI).

(KEMBALI KE DAPUR)

21.  BU POCI       : Aduh... gimana ini sebentar lagi suamiku datang tetapi aku belum

masak apapun untuknya. (MONDAR-MANDIR MERASA KHAWATIR). Aha... aku punya ide. Aku pura-pura sakit saja, pasti suamiku tidak akan marah. Hehe (LANGSUNG BERBARING DI ATAS AMBEN DAN MEMAKAI SELIMUT).

(PAK POCI MASUK)

22.  PAK POCI    :(MELIHAT SANG ISTRI TERBARING DENGAN MEMAKAI SELIMUT, PAK POCI SANGAT KHAWATIR).

23.  BU POCI       : Pak, Ibu tiba-tiba sakit. Jadi Ibu tidak bisa masak.

24.  PAK POCI    : Tidak apa-apa Bu, biar Bapak yang masak saja. Ibu istirahat biar

cepat sembuh.(DENGAN NADA LEMBUT DAN TIDAK BISA MARAH DENGAN ISTRINYA KARENA BEGITU SAYANGNYA)

(MENUJU KE DAPUR DAN LANGSUNG MEMASAK LELE. SEDANGKAN BU POCI BANGUN DARI TIDURNYA. IA PENASARAN INGIN MELIHAT KEBINGUNGAN PAK POCI SEPERTI YANG IA RASAKAN TADI. DIAM-DIAM BU POCI MENGINTIP PAK POCI YANG SEDANG MEMASAK)

25.  PAK POCI    : (MENGAMBIL LELE DAM MEMOTONG-MOTONGNYA)

26.  BU POCI       : Ooo... dipotong-potong lelenya. Kalau kayak begitu aku juga bisa.

(DENGAN GAYA SOMBONGNYA DAN PURA-PURA TIDUR KEMBALI).

27.  PAK POCI    : Bu, lelenya sudah matang. Bapak taruh di dalam tempayan agar tidak

dimakan kucing. Bapak mau pergi ke rumah Pak Pandir ada urusan sebentar Bu. Bapak pergi dulu. (KELUAR RUMAH).

28.  BU POCI       :(BANGUN DAN MENUJU KE TEMPAYAN YANG ADA DI

DAPUR. KETIKA TANGANNYA HENDAK MENGAMBIL LELE, IA MERASA RAGU). Ini lele apa ular ya? Jangan-jangan ini bukan lele tapi ular. Hih kalau ini ular aku gak mau makan. (NGOMONG SENDIRI DAN MENGHITUNG JARI TANGANNYA). Ular lele ular lele ular. Ha? Ini ular bukan lele. (MENGHITUNG LAGI DENGAN JARI TANGNNYA). Lele ular lele ular lele. Aa... ini lele. Bagaimana kalau aku cicipi saja untuk memastikan ini lele atau ular. (KETIKA TANGANNYA MENCOBA MENGAMBIL LELE DARI TEMPAYAN). Enak sekali masakan suamiku.Eh, bagaimana aku bisa tau rasa daging ular seperti apa, aku kan belum pernah makan ular. (SAKING ENAKNYA SAMPAI-SAMPAI KEPALA BU POCI DIMASUKKAN KE DALAM TEMPAYAN DAN TIDAK BISA DICOPOT). Tolong… tolong… kepalaku dimakan tempayan… tolong… tolong… (SEMBARI MONDAR-MANDIR).

29.  PAK POCI    : (MENDENGAR TERIAKAN BU POCI, PAK POCI

LANGSUNG BERLARI MASUK KE DALAM RUMAH) bu.. kamu kenapa bu... kenapa bisa seperti ini? (DENGAN WAJAH KEBINGUNGAN)

30.  BU POCI       : Tolong pak, kepalaku dimakan tempayan ini.

31.  PAK POCI    : (MENGAMBIL SAPU) Berani-beraninya tempayan ini memakan

kepala istriku... awas kau tempayan. (MEMUKUL TEMPAYAN YANG ADA DI KEPALA ISTRINYA DENGAN SAPU, SAMPAI TEMPAYAN PECAH HINGGA BERSERAKAN) Tempayan kurang ajar berani-beraninya kau memakan kepala istriku, sini kau kalau berani.

32.  PAK PANDIR: Sudahlah pak Poci. Apa dengan bapak marah-marah seperti ini

malah tidak ada gunanya. Mending pak Poci membawa bu Poci ke kamar untuk istirahat dan rawatlah dia.

33.  PAK POCI    : Terima kasih pak Pandir. Ayo bu, istirahat di kamar.

34.  PAK PANDIR: Ya sudah pak, saya pulang dulu. Rawatlah istrimu baik-baik.

(KELUAR MENINGGALKAN RUMAH PAK POCI)

35.  PAK POCI    : (MEMBAWA ISTRINYA).

ADEGAN 5

KEESOKAN HARINYA BU POCI SAKIT

36.  PAK POCI    : Bu, kamu demam dan kedinginan. Sebaiknya ibu periksa ke dokter,

biar bapak hari ini tidak ke sawah dulu untuk menemani ibu.

37.  BU POCI       : Jangan pak, ibu tidak mau periksa bapak pergi ke sawah aja.

38.  PAK POCI    : Loh, kenapa bu, kalau ibu tidak berobat nanti malah semakin parah.

39.  BU POCI       : Pokoknya ibu tidak mau pak! Kalau ibu periksa, nanti pasti dokter itu

bakalan menyuntik ibu dengan suntikan yang gede.

40.  PAK POCI    :  Huh, ya sudah terserah ibu saja. Tapi nanti kalau badan ibu semakin

panas dan ibu kedinginan gimana? (DENGAN SUARA LEMBUT)

41.  BU POCI       : Aha, ibu punya ide. Nanti kalau badanku panas, bapak siram saja ibu

dengan air yang dingin. Tetapi kalau ibu sedang kedinginan bapak siram ibu dengan air panas. Begitu saja pak.

42.  PAK POCI    : (MENURUTI SEGALA PERMINTAAN ISTRINYA KARENA

SAKING SAYANGNYA)

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

43.  BU POCI       : (BADAN MULAI TERASA PANAS  DEMAM). Pak badan ibu

panas, ambilkan air dingin untukku.

44.  PAK POCI    : (BERLARI MENGAMBILKAN AIR YANG BERISI ES BATU

DAN MENYIRAMKANNYA KE SELURUH BADAN BU POCI)

45.  BU POCI       : Pak ibu kedinginan pak..

46.  PAK POCI    : (MENGAMBILKAN AIR PANAS DAN MENYIRAMKANNYA

KEPADA ISTRINYA)

47.  BU POCI       : (KEPANASAN KARENA TERSIRAM AIR PANAS HINGGA

MEMBUAT KULITNYA MELEPUH)

ADEGAN 6

KABAR MENGENAI BU POCI YANG SAKIT SUDAH MENYEBAR. TETANGGA MULAI BERDATANGAN MENJENGUK DENGAN MEMBAWA BERBAGAI MAKANAN.

LAMPU MENGARAH KE KAMAR PAK POCI DAN BU POCI

48.  BU POCI       : Wah enak ya pak kalau kayak gini terus. Kita punya makanan

banyak. Mmmm..... bisa makan sepuasnya. Ada buah, sayur, ikan, daging. Wah enak sekali pak. (SAMBIL MAKAN DENGAN LAHAPNYA)

49.  PAK POCI    : Apa ibu mau sakit terus? Sekarang kan ibu sudah baikan jadi ibu bisa

beraktivitas seperti biasa.

50.  BU POCI       : Gak mau ah pak, ibu mau pura-pura sakit saja agar dapat makan

yang enak-enak terus.

51.  PAK POCI    : Loh bu, jangan begitu nanti kalau ibu gak lagi benean gimana..

52.  BU POCI       : Enggak papa pak. Pokoknya bapak kalau ditanya orang-orang bilang

saja ibu masih sakit gitu.

53.  PAK POCI    : Ah ibu ini, susah dikasih taunya.

LAMA-KELAMAAN WARGA MULAI TAHU KEBOHONGAN BU POCI. SETIAP WARGA BERKUMPUL MEMBICARAKAN BU POCI DAN MEREKA BERJANJI TIDAK AKAN MENENGOK BU POCI LAGI.

LAMPU MULAI REDUP DAN MATI

BABAK II

ADEGAN 1

SETTING

RUMAH SEDERHANA YANG HANYA DISEKAT-SEKAT TIAP BAGIANNYA

LIGHTING

LAMPU MENYOROT PAK POCI DAN BU POCI YANG SEDANG BERBINCANG-BINCANG

1.      PAK POCI    : (MASUK KAMAR SAMBIL MEMBAWA MINUM. BINGUNG

MELIHAT ISTRINYA YANG SEDANG MEMIKIRKAN SESUATU) Apa yang sedang ibu pikirkan sampai ekspresi ibu seperti itu.

2.      BU POCI       : Eh pak, gimana kalau sebagai permintaan maaf ibu kepada tetangga

yang lain, kita adakan syukuran.

3.      PAK POCI    : Iya bu... bagus itu. Ini bu bapak kasih uang lima ratus ribu untuk

belanja ke pasar. Biar bapak yang bilang sama warga mengenai syukuran ini. Ibu yang menyiapkan semuanya.

4.      BU POCI       : Iya pak. (PERGI KE DAPUR UNTUK MENYIAPKAN

BARANG YANG DIBAWA KE PASAR)

ADEGAN 2

SETTING MENGGAMBARKAN SUASANA PASA YANGTIDAK BEGITU RAMAI DENGAN PEDAGANG YANG SIBUK DENGAN DAGANGANNYA MASING-MASING.

5.      BU POCI                   : (BERJALAN PELAN MENUJU KE TEMPAT PENJUAL

IKAN DAN MELIHAT-LIHAT ANEKA MACAM IKAN YANG SEGAR)

6.      PENJUAL IKAN     : Mau cari ikan apa bu? (SAMBIL MENYISIK IKAN)

7.      BU POCI                   : Yang itu ikan apa ya pak? (MENUNJUK SALAH SATU

IKAN)

8.      PENJUAL IKAN     : Oh, yang itu ikan kakap bu. Ibu mau beli ikan ini? (TETAP

MENYISIK IKAN)

9.      BU POCI                   : (NGOMONG DENGAN DIRINYA SENDIRI) Ikan itu

agak besar, pasti harganya lumayan mahal. (MELIHAT PENJUAL IKAN YANG SEDANG SIBUK MENYISIK IKAN) Kalau yang kamu pegang itu ikan apa pak, harganya berapa?

10.  PENJUAL IKAN     : Oh ini ikan bandeng bu, harganya seratus ribu sekilo bu.

11.  BU POCI                   : (NGOMONG SENDIRI) Uh tetap saja mahal. Pak, kalau

yang itu harganya berapa? (MENUNJUK SIRIP IKAN YANG SEDANG DIKUPAS PENJUAL)

12.  PENJUAL IKAN     : Ini sih sirip ikan bu, kalau ini mah gratis.

13.  BU POCI                   : Eh serius pak ini gratis? Ya sudah saya ambil yang ini saja.

(MENGAMBILI SIRIP IKAN)

14.  PENJUAL IKAN     : Ambil saja sirip ikan yang tak berguna itu. Dasar orang aneh

bilang aja gak punya duit (DENGAN AGAK JENGKEL)

15.  BU POCI                   : (BERJALAN KE ARAH PENJUAL AYAM YANG TAK

JAUH DARI PENJUAL IKAN) Pak ayam ini harganya berapa? (MENUNJUK AYAM)

16.  PENJUAL AYAM   : Oh yang itu dua ratus ribu bu..

17.  BU POCI                   : (NGOMONG SENDIRI) Ah mahal sekali sik. Dari padabuat

beli ayam mendingan uangnya disipan buat beli baju nantinya hehehe. (MELIHAT BULU AYAM YANG BERSERAKAN) Kalau yang itu harganya berapa pak? (MENUNJUK BULU AYAM)

18.  PENJUAL AYAM   : Kalau itu sih gratis bu

19.  BU POCI                   : Kalau saya mau ambil itu boleh?

20.  PENJUAL AYAM   : Ambil saja bu, ambil semuanya. Dasar wanita gila!

21.  BU POCI                   : (PERGI MENINGGALKAN PENJUAL AYAM,

MERASA PERUTNYA LAPAR MENUJU KE PENJUAL BAKSO) Pak beli bakso satu berapa?

22.  PENJUAL BAKSO  : Dua puluh ribu bu.

23.  BU POCI                   : (NGOMONG SENDIRI) Ah mahal sekali. (MELIHAT

SAMBEL) Pak kalau pake sambel aja berapa?

24.  PENJUAL BAKSO  : Kalau kuah sama sambel sih gratis bu.

25.  BU POCI                   : Ya udah saya pesan kuah sama sambel saja pak.

26.  PENJUAL BAKSO  : (MENUANGKAN KUAH DENGAN SAMBAL YANG

BANYAK SEKALI)

27.  BU POCI                   : (MAKAN KUAH DAN SAMBEL HINGGA

BERKERINGAT DAN KEPEDASAN SEKALI. SETELAH HABIS PULANG MENINGGALKAN TUKANG BAKSO)

28.  PENJUAL BAKSO  : Rasain, makannya jadi orang jangan pelit (NGOMONG

SENDIRI)

ADEGAN 3

SETTING MENUNJUKKAN RUMAH BU POCI

29.  BU POCI                   : Setelah makan aku jadi ngantuk.  Tapi tunggu dulu. Biar

orang lain tahu bahwa aku sedang mengadakan syukuran, mendingan aku sebar ini semua di halaman. (MENYEBAR SIRIP IKAN DAN BULU AYAM DAN LANGSUNG TIDUR)

30.  PAK POCI                : (MENUJU RUMAH BERSAMA WARGA)

31.  BU POCI                   : (TERBANGUN MENDENGAR SUAMI DAN WARGA

MENUJU RUMAH) Haduuuh... gimana ini kalau sampai suamiku tahu. Aku harus bersembunyi. (MONDAR MANDIR. BERSEMBUNYI DI POJOK KASUR DENGAN POSISI NUNGGING)

32.  PAK PANDIR          : Wah pak Poci sepertinya istrimu masak banyak hari ini. Tuh

sirip ikan dan bulu ayamnya sampe bersebaran di halaman.

33.  PAK POCI                : Iya pak Pandir. Istri saya yang minta ini semua. (MASUK

RUMAH MELIHAT TERNYATA DI RUMAH TIDAK ADA MAKANAN APA-APA. MENCARI ISTRINYA KESANA KEMARI DENGAN MARAH) Apa yang sedang ibu lakukan disitu!! Apa ibu pikir dengan bersembunyi disitu ibu tidak akan ketahuan.

34.  BU POCI                   : (NUNGGING DI POJOK AMBEN DENGAN

MENGGIGIL KETAKUTAN. TAK PERNAH MELIHAT SUAMINYA SEMARAH INI)

35.  PAK POCI                : Bangun bu. Jangan bersembunyi terus-terusan (DENGAN

NADA SEMAKIN MENINGGI)

36.  BU POCI                   : (BANGUN TANPA BERKATA APA-APA TUBUHNYA

GEMETARAN)

37.  PAK POCI                : Apa maksud ibu dengan menyebar sirip ikan dan bulu ayam

di depan? Ha? Jawab? Ibu mau pamer pada orang-orang atau gimana? Sekarang mana masakannya?

38.  BU POCI                   : Ti... ti... tdak ada.

39.  PAK POCI                : Bagaimana bisa tidak ada? Hah? Bukannya ibu sendiri yang

mau mengadakan syukuran. Bapak enggak ngerti sama jalan pikiran ibu. Dasar wanita bodoh.

40.  BU POCI                   : (MENANGIS. KARENA TAK PERNAH SUAMINYA

SEMARAH INI PADANYA) Maaf pak... hiks hiks (SESENGGUKAN)

41.  PAK PANDIR          : Sudah  pak sudah. Istrimu sudah menangis seperti itu, jangan

kau marahi lagi.

42.  PAK POCI                : Mana uang yang bapak berikan buat belanja.

43.  BU POCI                   : (MEMBERIKAN UANG SAMBIL TERISAK)

44.  PAK POCI                : Bisa-bisanya uang ini masih tetap utuh. (BERJALAN

KELUAR KAMAR MENEMUI PARA TAMU DAN MEMBAGI UANG KEPADA SEMUA TAMU) Maafkan saya... maaf...maafkan saya... Maaf kan kami... (MELIRIK ISTRINYA)

LAMPU PADAM

LAYAR TURUN

TAMAT

Semarang, 11 Desember 2014